Isaac Newton adalah pakar di bidang astronomi dan fisika. Dilaboratoriumnya, dia menciptakan sebuah tiruan gugus galaksi Bimasakti yang dinyalakan dengan listrik. Dia juga menciptakan sebuah matahari (tiruan), bulan, dan pelanet-pelanet. Sebelas benda langit ini disusun secara teratur dan berurutan.
Ketika tombol listrik ditekan, semuanya menyala dan bergerak. Ya, bergerak rapi dan teratur. Setiapkali Isaac Newton lelah bekerja, dia menyalakan mesin itu dan duduk menyaksikannya. Sungguh sebuah pemandangan yang amat indah dan menakjubkan.
Suatu hari, teman Isaac Newton datang ke laboratoriumnya. Dia mengambil sebuah kursi dan duduk. Keduanya asyik berbincang. Di tengah pembicaraan, tanpa sengaja, tangan Isaac Newton menekan tombol mesin. Tiba-tiba, gugus galaksi Bimasakti (buatan itu) bergerak.
Teman Isaac Newton yang menganut paham materialisme terpesona dengan apa yang dilihatnya. Selama beberapa saat, dia memandanginya dan berkata, “Hasil karya ini sungguh menakjubkan dan sangat luar biasa. Andakah yang telah menciptakannya atau orang lain? Saya katakan sejujurnya, ini benar-benar hebat!”
Dengan sikap acuh Isaac Newton berkata, “Semua ini terjadi secara kebetulan. Tiba-tiba saja susunan galaksi ini ada dengan sendirinya; tak ada yang menciptakannya. Secara kebetulan, matahari ini bergerak dengan sendirinya. Demikian pula dengan bumi dan planet-planet lain. Semua ini terjadi secara kebetulan.”
Teman Newton coba bersabar dan berkata, “Bagaimana mungkin demikian? Siapakah yang menciptakan mesin ini untuk Anda?” Isaac Newton menjawab, “Telah saya katakan bahwa benda ini terjadi secara kebetulan, tak ada yang menciptakannya.”
Teman Newtn mulai marah dan berkata, “Anda mengejek diri sendiri ataukah menghina saya? Tak mungkin benda hebat ini terjadi secara kebetulan, tanpa ada yang menciptakannya! Mesin menakjubkan ini tidak mungkin diciptakan oleh orang biasa. Penciptanya pastilah seorang yang sangat ahli dibidangnya. Karena itu, bagaimana mungkin Anda mengatakan bahwa semua ini terjadi dengan sendirinya?”
Segera Isaac Newton berkata, “Ketika saya katakan bahwa mesin yang digerakkan tenaga listrik ini tercipta dengan sendirinya, Anda marah. Tetapi, Anda tidak meyakini adanya Tuhan yang telah menciptakan alam semesta yang amat teratur dan menakjubkan ini. Anda menganggap alam ini terjadi dengan sendirinya, tak ada yang menciptakannya. Rasionalkah pendapat Anda itu? Anda meyakini bahwa mesin ini tidak mungkin bergerak tanpa ada yang menggerakkanya. Lantas, bagaimana mungkin Anda menerima pendapat bahwa alam semesta ini tercipta tanpa adanya Sang Pencipta dan Pengatur?
Ketika tombol listrik ditekan, semuanya menyala dan bergerak. Ya, bergerak rapi dan teratur. Setiapkali Isaac Newton lelah bekerja, dia menyalakan mesin itu dan duduk menyaksikannya. Sungguh sebuah pemandangan yang amat indah dan menakjubkan.
Suatu hari, teman Isaac Newton datang ke laboratoriumnya. Dia mengambil sebuah kursi dan duduk. Keduanya asyik berbincang. Di tengah pembicaraan, tanpa sengaja, tangan Isaac Newton menekan tombol mesin. Tiba-tiba, gugus galaksi Bimasakti (buatan itu) bergerak.
Teman Isaac Newton yang menganut paham materialisme terpesona dengan apa yang dilihatnya. Selama beberapa saat, dia memandanginya dan berkata, “Hasil karya ini sungguh menakjubkan dan sangat luar biasa. Andakah yang telah menciptakannya atau orang lain? Saya katakan sejujurnya, ini benar-benar hebat!”
Dengan sikap acuh Isaac Newton berkata, “Semua ini terjadi secara kebetulan. Tiba-tiba saja susunan galaksi ini ada dengan sendirinya; tak ada yang menciptakannya. Secara kebetulan, matahari ini bergerak dengan sendirinya. Demikian pula dengan bumi dan planet-planet lain. Semua ini terjadi secara kebetulan.”
Teman Newton coba bersabar dan berkata, “Bagaimana mungkin demikian? Siapakah yang menciptakan mesin ini untuk Anda?” Isaac Newton menjawab, “Telah saya katakan bahwa benda ini terjadi secara kebetulan, tak ada yang menciptakannya.”
Teman Newtn mulai marah dan berkata, “Anda mengejek diri sendiri ataukah menghina saya? Tak mungkin benda hebat ini terjadi secara kebetulan, tanpa ada yang menciptakannya! Mesin menakjubkan ini tidak mungkin diciptakan oleh orang biasa. Penciptanya pastilah seorang yang sangat ahli dibidangnya. Karena itu, bagaimana mungkin Anda mengatakan bahwa semua ini terjadi dengan sendirinya?”
Segera Isaac Newton berkata, “Ketika saya katakan bahwa mesin yang digerakkan tenaga listrik ini tercipta dengan sendirinya, Anda marah. Tetapi, Anda tidak meyakini adanya Tuhan yang telah menciptakan alam semesta yang amat teratur dan menakjubkan ini. Anda menganggap alam ini terjadi dengan sendirinya, tak ada yang menciptakannya. Rasionalkah pendapat Anda itu? Anda meyakini bahwa mesin ini tidak mungkin bergerak tanpa ada yang menggerakkanya. Lantas, bagaimana mungkin Anda menerima pendapat bahwa alam semesta ini tercipta tanpa adanya Sang Pencipta dan Pengatur?
Setan berkata kepada Allah, “Saya memiliki beberapa pertanyaan, namun saya takut mengatakannya.” Kemudian, terdengarlah jawaban, “Jangan takut, bertanyalah!”
Setan berkata, “Saya mengakui dan mengikrarkan bahwa Tuhanku Mahakuasa, Mahatahu, dan Mahabijak. Dia mengetahui segala perbuatan(ku) sebelum menciptakanku. Mengapa Engkau menciptakanku? Kedua, mengapa engkau memerintahkanku untuk mematuhi perintah-Mu dan menyembah-Mu? Padahal, kataatanku tidak bermanfaat bagi-Mudan tidak pula menambah kemuliaan-Mu. Dan pelanggaranku tidak mengurangi kekuasaan-Mu dan tidak pula merugikan sifat ketuhanan-Mu. Ketiga, Aku telah mematuhi-Mu dan mengenal-Mu, mengapa Engkau perintahkan aku bersujud kepada Adam? Keempat, mengapa Engkau mengutukku lantaran aku enggan bersujud? Padahal, bertahun-tahun aku telah menyembah-Mu. Engkau murka padaku, sementara aku tidak pernah bersujud selain-Mu. Kelima, mengapa Engkau memberiku jalan ke surga (taman tempat tinggal Nabi Adam), sehingga aku bisa menipu Adam dan menyesatkannya? Keenam, Engkau tahu permusuhanku dengan Adam, mengapa kaubiarkan aku menguasai anak keturunanya? Ketujuh, mengapa Kauberikan penangguhan padaku hingga hari kiamat? Jika Engkau membinasakanku, maka semua manusia akan tenang.”
Menanggapi tujuh pertanyaan ini, terdengarlah satu jawaban, “Hai setan, apakah kamu meyakini bahwa Aku Tuhan yang Mahabijak?” Setan menjawab, “Ya.” Allah Swt berfirman, “Jadi, semua pertanyaanmu itu tidak pada tempatnya.”
Setan berkata, “Saya mengakui dan mengikrarkan bahwa Tuhanku Mahakuasa, Mahatahu, dan Mahabijak. Dia mengetahui segala perbuatan(ku) sebelum menciptakanku. Mengapa Engkau menciptakanku? Kedua, mengapa engkau memerintahkanku untuk mematuhi perintah-Mu dan menyembah-Mu? Padahal, kataatanku tidak bermanfaat bagi-Mudan tidak pula menambah kemuliaan-Mu. Dan pelanggaranku tidak mengurangi kekuasaan-Mu dan tidak pula merugikan sifat ketuhanan-Mu. Ketiga, Aku telah mematuhi-Mu dan mengenal-Mu, mengapa Engkau perintahkan aku bersujud kepada Adam? Keempat, mengapa Engkau mengutukku lantaran aku enggan bersujud? Padahal, bertahun-tahun aku telah menyembah-Mu. Engkau murka padaku, sementara aku tidak pernah bersujud selain-Mu. Kelima, mengapa Engkau memberiku jalan ke surga (taman tempat tinggal Nabi Adam), sehingga aku bisa menipu Adam dan menyesatkannya? Keenam, Engkau tahu permusuhanku dengan Adam, mengapa kaubiarkan aku menguasai anak keturunanya? Ketujuh, mengapa Kauberikan penangguhan padaku hingga hari kiamat? Jika Engkau membinasakanku, maka semua manusia akan tenang.”
Menanggapi tujuh pertanyaan ini, terdengarlah satu jawaban, “Hai setan, apakah kamu meyakini bahwa Aku Tuhan yang Mahabijak?” Setan menjawab, “Ya.” Allah Swt berfirman, “Jadi, semua pertanyaanmu itu tidak pada tempatnya.”