January 07, 2008

Hujan deras mengguyur kotaku.
Membasahi seluruh kota dengan airnya.
Menemani diri dengan riuhnya.
Pepohonanan terangguk-angguk menikmati kesegarannya.

Apakah hujan itu???
Dari pelajaran saat SD, SMP, n kelas 1 SMA, aku tau hujan adalah air yang mengalami prosese perputaran siklus. Air yang berada di bumi menguap oleh panas matahari. Uapan air itu berkumpul dan terbentuklah awan. Saat awan telah jenuh karna banyaknya uapan air yang terkumpul, maka turunlah hujan. (kurang lebih seperti itulah terjadinya hujan. Penjelasannya menggunakan kata-kataku sendiri loh,so… maap kalau agak rancu)

Aku mungkin cewek yang agak aneh karna sangat mencintai hujan. Di saat teman-temanku ngedumel saat hujan turun (dengan alasan takut dandanannya rusak), aku malah melompat-lompat kegirangan dibawah derasnya.
Mengapa aku suka hujan???
Entahlah…
Aku suka saat hujan membasahi bumi menghilangkan debu-debu yang berterbangan yang membuatku sesak nafas dan bawaannya bersin-bersin mulu.

Aku suka hujan yang meninabobokan tidurku dengan iramanya saat beradu dengan genteng.

Aku suka angin yang berhembus dipipiku saat hujan turun.

Aku suka suasana kelabu yang diciptakan oleh hujan,membuat kita merasa kecil dan sadar akan kebesaran-Nya.

Aku suka semua yang ada saat hujan turun,yah…kecuali mungkin bencana-bencana yang menimpa Indonesia saat ini. Tapi saat kita berfikir lagi…
Hal itu bukan salah hujan!ini salah manusia sendiri!

AKU PENCINTA HUJAN DAN AKAN SELALU BERCERITA TENTANG HUJAN….

You Might Also Like

1 Comments

  1. AKU sudah kenal hujan itu sebelum aku kenal nama bulan-bulan. Aku pernah bertanya, "siapakah namamu, Hujan?" Tapi, aku tak pernah bisa mendengar jawaban hujan. Saya tak percaya bahwa hujan itu tidak punya nama. Dia mungkin tak mendengar pertanyaanku, karena ia sibuk mendengarkan suara-suaranya sendiri.

    AKU kenal suara hujan. Aku mendengar jawaban atap ketika disapa hujan. Aku mendengar suara tawa pepohonan ketika digelitik hujan. Aku mendengar jejak langkah jalan ketika ia berkejaran dengan hujan. Aku berseru riang ketika hujan dengan lirikan matanya mengajakku bermain bersamanya di halaman, di bawah tatap cemas ibuku yang meningkap di jendela itu. Ah, senangnya, dan pada saat-saat seperti aku selalu lupa untuk bertanya, "siapakah namamu, Hujan?"

    dikutip dari:http://sejuta-puisi.blogspot.com/

    ReplyDelete

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.