Lukisan Hujan
5:01 pm
En la iluvia, cuando
le recuerdo
Penulis: Sitta Karina
Desain sampul: Raryo
Wahyu
Ilustrasi sampul:
Sitta Karina
Ilustrasi isi: Sitta
Karina
Penerbit Terrant
Books
Jakarta, 2004
386 hlm; 21cm
Amor es mentira.
[cinta itu bohong]
Lengkap sudah hidup
Diaz Hanafiah kini. Setelah selama ini merasa minder di antara sepupu-sepupunya
yang kaya, berada, dan bagian dari socialite Jakarta, sekarang malah dikhianati
oleh pacarnya sendiri, Anggia.
Lalu datang Sissy.
Mungil, cantik, dan masih SMA pula!
Seperti siraman air
dingin yang menyejukkan sekaligus mengejutkan, begitulah kehidupan sehari-hari
keduanya sejak awal pertemuan mereka di tengah hujan.
Diaz, si workaholic
berdarah Indonesia-Meksiko yang dingin ini, tidak pernah menyangka dirinya
dapat lebih menikmati hidup dengan hubungan ‘abang-adiknya’-nya bersama Sisy.
Namun, ia masih teringat Anggia. Terbelenggu oleh rasa kangen dan sakit hatinya
yang terasa belum tuntas. Mungkinkah bisa menjadi cowok seperti yang Anggia
inginkan, apabila ia dapat berlatih dan membiasakan diri berteman dengan
wanita—salah satunya dengan menjadi abangnya Sisy? Tetapi mengapa dirinya malah
tidak terima saat Igo, sahabatnya sendiri, mendekati si SMA mungil ini?
Terjebak dalam
perasaan yang saling-silang, Diaz dan Sisy berusaha menempuh proses penjajakan
dan pendewasaan di antara mereka berdua yang penuh lika-liku problema masa
muda, sampai saat keduanya harus memilih dan membuktikan… love is such
unselfish thing!
Pertama
kali membaca novel ini saat saya duduk di kelas 1 SMA, itu errrr sudah SEMBILAN
TAHUN yang lalu. GILAK! SAYA SUDAH TUA DEWASA. Dulu, saat membaca novel
ini, saya langsung jatuh cinta pada ceritanya, pada Diaz, pada Sisy dan pada
keluarga Hanafiah. Saya pun ingin memiliki buku ini sebagai koleksi, saya meminjam
punya teman saat membacanya pertama kali. Tapi terbitan Terrant Book sangat
susah bahkan mungkin tidak ada di Makassar. Maka saya tidak memiliki novel ini
dan kenangan tentang betapa saya jatuh cinta dengan novel ini terus ada.
Ketika tahun lalu menemukannya di toko buku online, tanpa ragu saya langsung membelinya, meskipun
saat bukunya datang saya cukup lama menimbunnya. Dan reaksi saya saat membaca
kembali buku ini? !
Buku
ini, bagi saya yang sekarang, sama saja dengan buku-buku romance teenlith
kebanyakan. Menjengkelkan, cerita seputar itu-itu saja, mudah ditebak, dan
mulai hedon. Apakah semua anak SMA Jakarta membawa mobil sendiri ke sekolah?
Nongkrong ditempat-tempat mewah? Aduhhhh rasanya gimana ya, terlalu biasa,
umum, kebanyakan. Masa sih gak ada anak sekolahan Ibu Kota yang biasa-biasa saja.
Yang kemana-mana naik angkutan umum atau sekalian saja yang miskin yang bahkan
tidak sekolah gitu. Tapi mungkin gak akan menarik ya jika tokoh cerita romance
gak keren. Okelah di maafkan… errr
Si
Diaz kok gitu? Lemah, angin-anginan, plus minderan!!! Aku kesel dengan lelaki
ini! Hahahaha…
Baru
aja diselingkuhin dengan satu cewek sudah pesimis dengan cinta! Helloooo lo gak
belajar atau mencontoh dari hubungan orangtuamu??? Dari hubungan
kakek-nenekmu??? Kesel!
Terus
kok minder si dengan sepupu-sepupunya. Padahal itukan jalan yang dipilih
orangtuanya. Harusnya dia yang sudah dewasa sudah paham dong ahh, dan harusnya
bangga bukan malah minder! Terus-terus oon banget si dengan perasaannya. Errrr
gemes aku bacanya!!!
Sisy
juga! Manja bener jadi cewek! Hih!!! Tapi lumayan si nih anak SMA makin
mendekati akhir dia makin dewasa, dibandingkan Diaz perkembangan karakter Sisy
lumayan di novel ini. Apa lagi ya? Hahaha… aku lumayan heran juga kenapa pas
SMA suka banget dengan buku ini. Mungkin saya yang telah berubah dan buku ini
memang sesuainya untuk bacaan anak SMA. Sesuai dengan tumbuh-kembang mereka.
Apeuwwwww ;p
Belakangan
saya ngeh juga si, kenapa dulunya jatuh cinta banget dengan sosok Diaz ini.
Abang ketemu gede itu uwuwu banget dijaman SMA-ku #plak. Sosok lelaki yang
lebih dewasa yang mengayomi yang melindungi dan memberikan perhatian itu bikin
gregetan. Hahahaha…. Lagian Diaz juga keren dengan pekerjaannya sebagai web
desainer. Terus penggambaran sososk Sisy yang mungil dan cantik itu persis
banget dengan aku ;p #plak hahahaha
Kisah
di novel ini terbilang manis, saya akui itu. Cocoklah untuk remaja-remaja.
Kadar manisnya juga tidak kebangetan hingga membuat enek, dibilang pas juga
enggak si .-. Manis tapi bukan lagi bacaan untuk orang dewasa, soalnya bikin geli sendiri pengen tabok mereka. Hahahaha...
Oh
ia saat novel ini pertama kali terbit, hujan belum banyak diromantisasi
orang-orang dan saya yang penyuka hujan senang sekali akhirnya menemukan novel
ringan yang “mengagungkan hujan”. Rasanya saat itu punya teman, teman yang
sama-sama menyukai hujan. Sekarang mahhhh, hampir semua orang suka hujan ya.
Dari
segi cerita lumayanlah ya novel ini, bacaan ringan yang bisa ditamatkan dalam
sekali duduk. Kadar menyebalkannya masih bisalah ditolerir. Saya sendiri banyak
bernostalgia saat membaca novel ini. Meskipun nostalgianya lebih dikarenakan
bagaimana saya saat membaca novel ini untuk pertama kalinya, bukan karena
cerita di novel ini.
Ada
pun yang paling saya sukai adalah cover dan ilustrasi-ilustrasi cantik di novel
ini!!! Saya sering membuka-bukanya hanya untuk memandangi ilustrasinya. Untuk
kesalahan penulisan dan tanda baca saya luput memperhatikannya… Hanya cetakan
pada identitas buku, ucapan terimakasih dan daftar isi kabur, buram, dan
berbayang. Mungkin tidak masalah untuk orang-orang yang membaca buku langsung
pada ceritanya, tapi untuk saya yang membaca buku mulai dari awalnya (identitas
buku, kata pengantar, ucapan terimakasih, dll) hal ini sangat mengganggu.
Akhir
kata… En la lluvia, cuando le recuerdo…
3 komentar
Hahahaha, ngakak baca reviewmu, Sitta Karina adalah penulis favoritku, sayang belum ada buku terbaru dari dia, lama-lama bosan juga kalau hanya cetak ulang padahal udah lama nunggu kelanjutan cerita keluarga Hanafiah.
ReplyDeleteDi tempatku juga susah nyari buku terbitan Terrant Books, bahkan dulu harus ke Jogja dulu :)
Hihihi lucu aja si mendapati dulu betapa suka banget dengan buku ini dan sekarang... hahaha. Eh ia ya Sitta Karina udah gak nerbitin buku baru lagi. Terus terus sekarang bukunya bukan terbitan Terrant Books lagikan?
DeletePernah mengalami hal serupa juga dengan Kak Dwee. Pernah sekali sudah kehabisan bahan bacaan, akhirnya saya baca kembali novel dan komik jaman smp-sma, saya sampai geli sendiri, hahaha ternyata beda masa beda kesan
ReplyDeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus.