Cerita Kehamilan: Minggu ke 19
11:03 am
Memasuki
trisemester kedua saya sangat menikmati masa-masa kehamilanku. Saya tidak
pernah lagi merasa mual, kondisi kulitku wajahku membaik; bruntusan dan jerawat
berkurang, kulit wajahku berangsur-angsur kembali normal, tidak lagi kering dan
menggelap, dan saya merasa sangat cantik. Hehehehe...
Dipenuhi kebahagiaan dan kegembiraan yang meluap-luap membuat saya tidak bisa
diam. Ada saja yang ingin saya lakukan, ada saja tempat yang ingin saya
kunjungi dan ya saya selalu ingin jalan-jalan. Bosan saja rasanya di rumah. Pai
selalu mengingatkan agar beristirahat jangan sampai kejadian dahulu–yang saya
ceritakan di sini—terulang kembali. Tapi saya tidak merasa capek, lelah,
ataupun letih. Saya bersemangat. Karena itu hanya cengar-cengir setiap Pai
menyinggung hal tersebut.
Hal
yang paling luar biasa di bulan ke empat, saya sudah dapat merasakan
gerakan-gerakan kecil si debay. Kadang berupa tendangan lemah ataupun colekan
geli di perutku. Perasaan itu, seperti errrr, saya tidak menemukan kata-kata yang
tepat untuk mendeskripsikannya.
Saya
bahagia, senang, bersemangat dan dipenuhi energi positif ^^
Bulan
Ramadhan saya memilih untuk tidak berpuasa dan menggantinya nanti serta berfid’a.
Saya mengkhawatirkan bayiku dan kesanggupan saya menahan haus (saya keseringan
pipis dan tenggorokanku selalu terasa kering dan berpasir) sehingga memilih hal
tersebut. Semoga ini pilihan yang terbaik. Bukankah Islam tidak pernah memberatkan?
Semua
berjalan baik-baik saja hingga Senin, tidak ada angin, hujan atau apapun,
seperti kejadian sebelumnya, saya terbangun tengah malam (waktu sahur) dan
merasa ingin pipis dan terburu-buru ke kamar mandi. Saat itu saya memang
merasakan perut saya mengencang, keras dan tegang tapi saya tidak terlalu
mengambil pusing dan langsung pipis. Saya mendapati darah… darah segar yang
mengalir dan jauh lebih banyak dibandingkan dahulu. Kaget tentu saja. Tapi saya
mencoba untuk tidak panik. Saya kembali ke kamar, mengganti dalaman dan mencoba
menelpon Pai. Seperti kejadian sebelumnya, hal ini berlangsung ketika Pai
mendapat giliran shift malam di RS. Setelah mencoba menelpon Pai sekali dan
tidak mendapati jawaban, saya terpikirkan tidak ingin membuatnya ikutan panik,
toh baru pagi nanti dia akan pulang dan toh dokter juga baru ada saat pagi.
Jadi saya berusaha menenangkan diri dan tidur meskipun kecemasan, ketakutan dan
pikiran aneh-aneh bermain di dada dan kepala saya.
Cukup
lama saya baru bisa tertidur, sementara di bawah sana darah masih terus
mengalir yang membuat saya semakin tidak tenang. Tak jarang saya mengelus-elus
perutku dan mengajak bayiku berbicara, agar ia kuat, sehat, dan tetap
ditempatnya. Tak putus-putus juga saya berdoa pada Sang Kekasih agar menjaga
keselamatan bayiku, hingga sampai dititik di mana saya pasrah dan menyerahkan
semua kepada-Nya, saya pun tertidur.
Pagi
saya terbangun dan mengecek hp, ada chat dari Pai mengatakan dia tidak bangun
sahur. Saya pun menelponya. Saya menanyakan dia sedang apa dan kapan pulang
baru mengabarkan hal tersebut. Tidak seperi sebelumnya yang dipenuhi air mata, saat itu ada selapis rapuh ketenangan yang membuatku tidak drama berurai air mata. Dia pun berjanji akan segera pulang dan
menemaniku ke dokter. Ahhh saya merasa berdosa pada suami saya itu karena tidak
mengindahkan nasehatnya untuk tidak terlalu banyak jalan dulu. Dan jika terjadi apa-apa pada anak kami, ini semua adalah salahku.
Di
dokter, setelah mengatakan jika saya mengalami pendarahan, dokter segera
melakukan USG, untuk memastikan kondisi
si debay. Alhamdulillah bayiku baik-baik saja, jantungnya masih berdetak dan
plasentaku juga masih berada di tempatnya hanya memang aku mengalami kontraksi
dan itu berbahaya. Bisa saja aku mengalami kelahiran prematur. Di usia
kandungan 18 minggu?!! Yang benar saja! Saya diberi obat (lagi!) Cygest yang
seperti dulu dimasukkan ke dalam vagina beserta Hystolan yang harus saya minum
2 x sehari. Saya juga diwajibkan istirahat total, hanya turun dari ranjang jika
ingin ke kamar mandi saja. Sebelumnya dokterku menanyakan apakah di rumah bisa
istirahat total? Jika tidak, mending di opname di RS saja. Kami pun memilih di
rumah saja, dengan catatan jika dalam tiga hari darah masih belum berhenti kami
harus kembali ke dokter dan mungkin akan diopname di RS. Saya kurang nyaman
berada di RS, banyak hal-hal yang bersliweran dan atmosfer RS membuat saya
stress, saya tak ingin itu malah semakin memperburuk kandunganku.
Oh ia,
saya juga di tensi dan tekanan darahku rendah sehingga dokter menyarankan untuk
banyak meminum yang manis-manis. Dan Dokter juga mengatakan terkadang memang ada kasus dimana tiba-tiba terjadi kontraksi.
Hikmahnya
saya tidak kehilangan bayiku dan dengan “sombong” saat di USG dia memamerkan
jenis kelaminnya. Terpampang begitu saja seakan-akan dia ingin memberitahu kami
bahwa inilah dia. Pagi itu saat menunggu Pai pulang kantor, saya memang
tiba-tiba saja memanggilnya dengan nama yang sedari belum menikah kupersiapkan
untuk anakku kelak, mengajaknya bicara dan memohon agar dia kuat (dan ya nama
itu merujuk pada jenis kelamin tertentu). Refleks saja memanggilnya dengan nama
itu dan memang artinya adalah pejuang dan saya rasa dia sedang berjuang di
dalam sana.
Hari
pertama dan kedua darah masih keluar, bahkan di hari kedua itu berbentuk
gumpalan yang membuat jantungku tercekat. Bayikukah itu? Malam itu saya begitu
ketakutan dan menangis tidak terkendali. Selapis tipis ketenangan itu retak. Pikiran-pikiran buruk berseliweran.
Mungkinkah Tuhan merasa saya belum pantas untuk menjadi ibu? Haruskah ke dokter?
Lalu saya merasakan tendangan kuat di perut sebelah kanan dan itu sangat melegakan. Tiba hari ketiga flek kecoklatan masih keluar di pagi hari, setelah itu Alhamdulillah darah tidak lagi keluar hingga saat ini. Bahkan saya merasakan gerakan debay semakin aktif di malam hari. Segala puji dan syukur kepada Sang Pemilik Segala.
Lalu saya merasakan tendangan kuat di perut sebelah kanan dan itu sangat melegakan. Tiba hari ketiga flek kecoklatan masih keluar di pagi hari, setelah itu Alhamdulillah darah tidak lagi keluar hingga saat ini. Bahkan saya merasakan gerakan debay semakin aktif di malam hari. Segala puji dan syukur kepada Sang Pemilik Segala.
Obat
yang diberikan dokter membuatku lemas dan beberapa saat setelah diminum membuat
jantungku berdebar keras. Hari keempat (mungkin juga dipacu kepanikan semalam) hingga obatnya habis, saya selalu merasa
mual dan tak jarang setelah makan, saya memuntahkan semuanya. Tidak apa-apa
pikirku, lebih baik muntah-muntah dan terkapar di tempat tidur dari pada perutku
kontraksi lagi dan pendarahan lagi. Tentu saja saya tetap memaksakan makan
karena tak ingin tumbuh kembang bayiku terganggu. Tidak apa-apa obatnya juga
sudah mau habis…
Hari
ini tepat seminggu, obat dari dokter telah habis kupakai dan kuminum. Aku sudah
mulai turun dari tempat tidur tapi masih merasa lemas dan tidak yakin untuk
keluar rumah. Nantilah… Aku juga masih takut dan rasanya cuma mau keluar jika
ditemani Pai saja.Hahaha kapok!!!!
Dan ya
saya tak sabar menunggu kunjungan dokter selanjutnya… melihat bayiku dari layar
komputer…
22 komentar
wah syukurlah, semoga sehat selalu kak
ReplyDeleteTerimakasih ya ^^
DeleteIya mbak, istirahat total aja dulu,
ReplyDeleteAku dlu jg gt mbak, hampir "jatoh" utk yg kedua kalinya, langsung resign, n leyeh2 di rmh aja, 3 hari konsumsi obat yg dimasukkan lwt vagina jg.
Sehat sllu y mbak jugak dekbay, amiiinnn
Huhuhu ia nih >.< sampai sekarang belum keluar rumah dulu. Amin! Terimakasih ya
DeleteSemoga anaknya nanti sehat selalu ya! Terus gedenya jadi orang sukses!
ReplyDeleteSalam,
Jevon Levin
Amin! Terimakasih ya Jevon, salam kenal ya
DeleteSemoga makin sehat debay nya :D
ReplyDeleteAmin!!!
Deletesemoga sehat yaa dede utunnya :) dan juga mama nya :)
ReplyDeleteAmin ^^
DeleteDede utun?
Semoga bayi sama ibunya bisa lahir dengan selamat :)
ReplyDeleteAmin...
DeleteIkut deg-degan baca ceritanya. Semoga kamu dan debay baik-baik saja ya. <3
ReplyDeleteAduh maaf ya sudah bikin deg-degan >.< Amin! Terimakasih ya
Deletejaga kesehatan ya mbak, sampe deg degan nih baca ceritanya, semoga debay sehat terus sampai hari kelahirannya ya
ReplyDeleteIa makasih ya ^^
DeleteDuh, pendarahan. Tapi syukurlah gk papa ya... Moga sehat sehat aja, selamat lancar smpe melahirkan. Hugs.
ReplyDeleteAlhamdulillah enggak sampai kenapa-kenapa ^^ Amin! Makasih ys
Deletesemoga ga terjadi apa-apa .. selalu sehat yaa .. dan dilancarkan dalam persalinannya :)
ReplyDeleteAmin! Terimakasih loh ya ^^
DeleteSemoga selalu sehat ya semuanyaaaa :*
ReplyDeleteTerimakasih ya ^^
DeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.