1984
9:57 pm
Nineteen Eighty-Four
By George Orwell
Copyright @George
Orwell, 1949
All rights reserved
1984
Penerjemah: Landung
Simatupang
Penyunting: Ika
Yuliana Kurniasih
Perancang sampul:
Fahmi Ilmansyah
Pemeriksa aksara:
Intari Dyah P.
Penata aksara: Adfina
Fahd
Hak terjemahan ke
dalam bahasa Indonesia ada pada Penerbit Bentang
Diterbitkan oleh
Penerbit Bentang (PT Bentang Pustaka)
Cetakan Kedua, Mei
2014
392 hlm; 20,8 cm
Sepanjang hidupnya,
Winston berusaha menjadi warga negara yang baik dengan mematuhi setiap aturan
Partai meski jauh di dalam hati dan pikirannya bersemayam antipati terhadap
kediktatoran yang ada di negaranya. Walaupun begitu, Winston tidak berani
melakukan perlawanan secara terbuka.
Tidak mengherankan,
karena Polisi Pikiran, teleskrin, dan mikrofon tersembunyi membuat privasi haya
serupa fantasi. Bahkan, sejarah ditulis ulang sesuai kehendak Partai. Negara
berkuasa mutlak atas rakyatnya. Yang berbeda atau bertentangan akan segera
diuapkan.
1984 merupakan satire
tajam, menyajikan gambaran tentang luluhnya kehidupan masyarakat totalitarian
masa depan yang di dalamnya setiap gerak warga dipelajari, setiap kata yang
terucap disadap, dan setiap pemikiran dikendalikan. Hingga kini, 1984 merupakan
karya penting Orwell yang mengantarkannya ke puncak kemasyhuran.
“PERANG ADALAH DAMAI
KEBODOHAN ADALAH KEKUATAN
KEBEBASAN ADALAH PERBUDAKAN”
Bayangkan
jika kau tinggal di sebuah dunia dimana segala gerak-gerikmu diawasi. Kau tidak
bisa mempercayai siapapun, bahkan keluargamu sendiri; suami, istri, dan anak-anak
saling memata-matai dan siap melaporkanmu ke Polisi Pikiran. Kau tidak
diperbolehkan menulis, meninggalkan jejak sejarah. Sejarah dihancurkan dan
diubah mengikuti kepentingan partai. Orang-orang yang berpotensi menghancurkan
stabilitas partai akan ditiadakan. Kau tidak bisa bersembunyi dari partai!
“Kalau tidak ada catatan di luar diri yang dapat kita rujuk, garis-besar kehidupan kita sendiri pun akan hilang ketajamannya. Kita ingat peristiwa-peristiwa besar yang barangkali saja tidak pernah terjadi, kita ingat perincian kejadian tanpa mampu menangkap kembali atmosfernya, suasananya, dan ada kurun-kurun panjang yang kosong dan tidak dapat kita lekati apa-apa.”
_Halaman 39
Kau
tidak boleh merasakan cinta kecuali terhadap Bung Besar! Sex dianggap sesuatu
yang terlarang, kecuali untuk memperoleh keturunan, dan diharapkan dilakukan
tanpa kenikmatan dan rasa nyaman. Dan bahasa disusutkan, agar kau tidak dapat
berpikir, agar kau sepenuhnya mengikuti partai tanpa banyak bertanya. Seperti
itulah dunia yang ditinggali Winston, dunia rekaan Orwell.
Awalnya
saya cukup pusing membaca buku ini, banyak kata-kata yang tidak umum
dipergunakan. Setelah bertanya sana-sini (pada orang-orang yang membaca 1984
versi englishnya) saya pun ngeh dan saat membaca keterangan tentang “newspeak”
yang dilampirkan di akhir buku saya mulai dapat menikmati buku ini.
Beberapa
kali saya bergidik ngeri saat membacanya, saya tak bisa tidak
membayangkan jika saya yang berada di posisi Winston ataupun Julia. Saya
disisipi rasa takut jika suatu saat di masa depan dunia akan seperti ini. Konyol
memang, mencemaskan yang belum terjadi, tapi buku ini sukses membuat saya
diliputi horor. Bagian 3 buku ini—buku ini terbagi menjadi 3 bagian, bagian
pertama perkenalan tentang Winston dan dunia 1984, bagian kedua tentang
pemberontakan Winston dan Julia, dan bagian ketiga adalah proses introgasi—saya
membutuhkan waktu yang sangat lama menamatkannya. Kengerian di bab 3 tak
tertanggungkan buatku, hahaha, kebetulan mood saya lagi down saat itu, membaca
yang suram-suram plus ngeri membuat saya ingin muntah.
Diterbitkan
pertama kali tahun 1949, tidak begitu lama setelah Perang Dunia II, 1984 adalah
buah pemikiran Orwell yang didasari atas ketakutannya bahwa dunia akan dibawa
ke penjara totalitarianisme selama paham-paham diktator dan komunis masih
meraja. Saat itu Inggris sedang berada pada masa kelam, kelaparan dan
kemiskinan akibat perang, kondisi dunia yang berada di tangan para diktator
macam Staline, Fuhrer, dll
Kalian
mengaku penggemar dystopia??? Tapi belum pernah membaca buku ini??? Buku dengan
genre dystopia tertua?!! Sayang sekali… rugi kata saya…
Btw
buku ini menjadi buku yang didiskusikan di bulan Maret di grup whatsapp Klub
Buku Indonesia. Tidak hanya mendiskusikan buku ini, ada seminggu kita dibuat
mabok oleh Orwell karena seminggu itu dia dan karyanya 1984 ini terus dibahas.
Yeahhhh saya mabok Orwell~
4 komentar
Serem banget sih, Dweeee.. Apalah blogger semacam kita ini yang bakalan dimusnahkan. Ihik. :'
ReplyDeleteIaaaa makanya seram >.<
Deletebuku bukunya george orwel memangbagus ya, saya suka animal fram, kalu yang ini belum baca,
ReplyDeleteAku malah belum baca Animal Farm >.<
DeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus.