Mimpi Buruk
9:00 am
Malam sudah larut tetapi
Gadis Kecil tak juga tidur. Ia memaksakan dirinya tetap terjaga, meskipun
matanya sangat lelah dan badannya sudah benar-benar letih. Beberapa hari ini ia
sering bermimpi aneh yang membuatnya terbangun dengan perasaan sesak yang tidak
nyaman. Mimpinya selalu sama... dia berada di sebuah ruangan gelap dan sempit, duduk
menjongkok ketakutan di salah satu pojoknya, sementara ruangan itu terus
mengecil, mengapitnya. Bagaimana dia tahu ruangan itu semakin mengecil sebentara dia sama sekali tidak melihat apa-apa? Entahlah... dia
hanya sekedar tahu saja. Ketika ruangan itu semakin mengecil dan akhirnya hanya menyisakan petak kecil tempatnya duduk meringkuk, bahkan sementara
itu ruangan itu terus mengecil dan segera akan menggencetnya, meremukkan
tulang-tulangnya, bahkan mungkin mengeluarkan organ dan sumsum tulangnya, di
saat itulah ia selalu terbangun. Dengan disertai perasaan sesak, dan juga
takut?!
Anehnya, Gadis Kecil
tidak memiliki fobia pada ruangan kecil ataupun ruangan yang tertutup. Dia
bahkan sangat suka bermain rumah-rumahan di dalam lemari pakaian Mama Beruang
atau pun sekedar menggoda Mama Beruang dengan bersembunyi di dalam sana. Mama
Beruang akan berpura-pura tidak tahu ia di dalam lemari itu dan berkata; “Wah
mumpung Gadis Kecil tidak ada, akan kusembunyikan stoples kue ini di dalam
lemari! Dia terlalu banyak makan kue!” dan Mama Beruang akan membuka lemari itu
dan berseru (berpura-pura) terkejut saat melihat Gadis Kecil. Kadang juga Mama
Beruang berkata “Di mana ya Gadis Kecil? Aku kangen sekali padanya. Aku baru
saja memanggang kue kesukaannya. Di mana ya dia? Jika dia tidak muncul, akan
kuhabiskan sendiri saja kue ini”. Jika Mama Beruang sudah berkata seperti itu,
Gadis Kecil akan segera keluar dari lemari sambil berteriak “CILUK BAAAAAAAAA”.
Kadang juga jika sedang
ngambek, bersedih, atau pun marah, Gadis Kecil bersembunyi di peti kayu yang digunakan
Mama Beruang untuk menyimpan selimut. Di peti itu Gadis Kecil akan berbaring
diam, menekuk badannya serupa kucing yang sedang tidur (atau janin), terkadang ia
menangis hingga tertidur, membiarkan marahnya lenyap sendiri, dan perasaannya
lebih baik. Dia akan keluar dari peti itu jika telah merasa baikan, kembali
menjadi Gadis Kecil yang ceria. Mama Beruang pun telah tahu, jika Gadis Kecil
masuk ke dalam peti itu, sebaiknya ia tidak mengganggu, membujuk, atau berusaha
menghiburnya. Karena Gadis Kacil akan semakin bertingkah diakibatkan dia marah
jika ada yang melihatnya terluka karena seseorang, menangis karena seseorang.
Dia tak suka ada yang melihatnya ketika ia sedang lemah.
Selama ini tempat
tertutup yang gelap selalu menjadi temannya. Tempatnya bersembunyi, juga
tempatnya bermain-main. Lalu mengapa mimpi ruangan tertutup itu selalu
menghantuinya? Membuatnya kini tidak berani memejamkan mata...
Dia juga sama sekali
tidak menceritakan perihal mimpinya ini kepada siapa pun, bahkan tidak kepada
Mama Beruang. Rasanya sangat kekanak-kanakan sekali mengadukan mimpi, apa lagi
merasa takut pada mimpi tersebut. Meskipun dia sangat takut pada mimpi itu,
Gadis Kecil merasa jauh lebih takut jika dirinya dianggap sebagai penakut. Jika
dianggap sebagai anak kecil yang lemah... Jadi ya, dia tidak pernah mengungkit-ungkit
perihal mimpi yang terus menghantuinya.
Seperti malam ini,
ketika Mama Beruang telah tertidur pulas. Dia menyandarkan punggungnya di
kepala tempat tidur dan menatap kosong ke depan, berusaha untuk tidak tertidur.
Sebenarnya ia ingin membaca untuk menghabiskan waktu sambil menunggu pagi
datang, sayangnya dia takut jika ia menyalakan lampu, Mama Beruang akan terjaga
dan menanyakan mengapa ia belum tidur. Jadi dia hanya duduk bersandar seperti
itu. Tangannya memainkan liontin yang tergantung dilehernya, benda satu-satunya
peninggalan orangtuanya, dimana pada liontin itu terdapat foto bundanya. Tanpa
sadar dia sering memain-mainkan liontin itu jika sedang merasa cemas.
Sekeras apapun ia
berusaha terjaga pada akhirnya matanya terpejam juga. Perlahan-lahan ia mulai
terlelap, masuk dalam tidur tanpa mimpi...
*****
![]() |
Ilustrasi diambil di sini |
Dia tergesa-gesa
berlari, terkadang ia tersandung dan hampir terjatuh, tetapi ia menyeimbangkan
badannya dan terus berlari. Dia harus terus berlari. Tidak boleh berhenti
meskipun kakinya telah terasa letih dan nafasnya tersisa satu-satu. Tali ransel
mulai mengiris bahunya dan ransel itu sendiri mulai terasa berat dan semakin
berat saja. Dia ingin melepas saja ransel itu tetapi dia merasa ada sesuatu
yang penting di dalamnya. Sesuatu yang membuatnya berada di sini.
Indranya tau-tau saja menjadi
dua kali lebih peka. Dia menyadari dia sedang berlari di sebuah lorong panjang
yang gelap, di ujung lorong itu samar-samar ia melihat sebuah jembatan kayu,
dan ke sanalah tujuannya. Menyebrangi jembatan itu. Ada firasat di dalam
hatinya yang membisikkan bahwa ia akan selamat jika mencapai tempat itu. Dia
juga menyadari ada sesuatu yang besar dari kegelapan di belakangnya yang
merayap mengejarnya. Berdesis mengancamnya. Sementara itu dinding di kedua
lorong itu semakin merapat, mungkin ini keuntungan baginya, dalam hati ia
berdoa semoga makhluk apapun yang mengejarnya itu terjepit diantara kedua dinding
itu.
Udara pun semakin
dingin, membuat kulitnya lama-lama menjadi mati rasa. Angin pun mulai bertiup dari
arah depannya, membuat matanya perih dan berair. Lorong perlahan tapi pasti
mulai semakin sempit, membuatnya tak bisa berlari cepat, sementara suara
desisan terdengar semakin dekat di belakangnya. Dia pun mulai dapat mencium bau
busuk dari nafas makhluk di belakangnya itu, bulu romanya berdiri dan serasa ada tangan
besi yang mencengkram jantungnya kuat-kuat. Dia harus segera menyebrangi
jembatan itu... BRUK!!! Dia terjatuh, sesuatu yang lengket dan berlendir mencengkram
pergelangan kakinya. Dia menendang kuat-kuat tetapi cengkraman sekeras besi itu
masih mencengkram kakinya dan menariknya kebelakang, menjauh dari jembatan. Jauh
dan semakin jauh. Tangannya menggaruk tanah, berusaha mencari pegangan, tetapi
sia-sia. Dia berteriak ketakutan dan putus asa.
Kegelapan mulai
menelannya, jembatan itu pun perlahan-lahan hilang dari pandangannya. Dia
dikepung suara berdesis yang menyeramkan itu, sementara sesuatu yang berlendir
merayapi tubuhnya, mencengkramnya, menekan paru-parunya dan meremukkan
tulangnya. Dia berteriak. Ketakutan... Putus asa... Kesakitan... dia mulai
tuli, oleh suaranya sendiri.
*****
Gadis Kecil terbangun
ketakutan dalam pelukan Mama Beruang. Air mata membasahi pipinya dan pada
awalnya ia memberontak seperti orang yang kerasukan saat Mama Beruang berusaha membangunkan
dan menenangkannya. “Sttt... tidak ada apa-apa sayang, itu hanyalah mimpi.
Stttt... tidak apa-apa.” Kata Mama Beruang berusaha menenangkannya. Setelah
menyadari keberadaannya, Gadis Kecil mulai tenang, hanya menangis sesegukan
dalam pelukan Mama Beruang. Ia pun bercerita, masih sambil menangis, perihal
mimpinya dan mimpi-mimpi sebelumnya. Mama Beruang mendengarkan Gadis Kecil
dengan penuh perhatian.
Setelah Gadis Kecil
berhenti menangis, Mama Beruang pun melepaskan pelukannya, mencium ubun-ubun Gadis
Kecil, lalu bangkit dari tempat tidur dan mengambil ransel yang terletak di
atas meja belajar. Dia membuka ransel itu dan mengeluarkan sebuah buku yang
berjudul “Cerita-cerita Tengah Malam”. Lalu dengan tegas berkata sambil
mengancungkan buku tersebut pada Gadis Kecil, “Kau harus mengembalikan buku ini
di perpustakaan sekolahmu dan jangan lagi membaca buku-buku seperti ini hingga
kau benar-benar dewasa. Dan aku akan menegur Tuan Serigala untuk tidak
menceritakanmu cerita-cerita seram lagi!”
*****
5 komentar
Keren... hanya tersenyum+geleng2 pas liat akhir critanya... haha ^^
ReplyDeleteBaca cerita gadis kecil dan mama beruang ini, saya jadi terbayang dengan marsha and the bear, hehe tapi sumpah ini ceritanya keren banget kak, meenegangkan pula. Dan sekali lagi saya speechles dengan imajinasi kak Dwi bisa bikin cerita sekeren ni. Bagus banget nih kalau ceritanya dikumpulkan dan dijadikan buku anak2 ,pasti banyak yg suka.
ReplyDeleteBenar juga sih mungkin bacaan juga bisa menjadi pengantar tidur kita. Apa yang dibaca bisa jadi apa yang akan muncul dalam mimpi. Hatihati mambaca sesuatu sebelum tidur. Hihi.
ReplyDeleteWaduhh,,Masih kebawa mimpi karena baca buku dewasa..nasib baik mamanya tetap siap siaga menjaganya..
ReplyDeleteCerita yang ... Ngng ... "Gelap"?
ReplyDeleteUntung ada Mama Beruang ya yang menenangkan Gadis kecil.
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.