Khatulistiwa
9:18 am
Khatulistiwa
Oleh Edward Stefanus
Murdani
Desain dan ilustrasi
sampul oleh Martin Dima
Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama
Jakarta, Mei 2009
320hlm, 20cm
“Kamu lihat, kamu bisa melakukan semua yang kamu mau. Apa pun yang
terjadi di masa lalu, itu enggak menentukan masa depan kamu, malah bikin kamu
lebih kuat lagi. Anggap saja kamu baru keluar dari badai dan sekarang cuma ada
langit yang cerah serta laut yang tenang sampai cakrawala. Kamulah nakhkoda
perahu kehidupanmu, Cuma kamu sendiri yang bisa nentuin arah masa depanmu.”
_Alex
Khatulistiwa adalah sahabat terbaik
Alex. Bersama perahu layar mungil itu
dan Skipper, seekor anjing Golden Retriever berwarna keemasan, Alex merambahi
perairan kepulauan seribu. Ia menyepi di atas Khatulistiwa saat situasi di rumah
makin panas karena pertengkaran orangtuanya, atau di kala hatinya sedang galau
karena Siska, cewek yang ditaksirnya, dijodohkan denagn Randy.
Suatu hari, selepas berlayar dengan
Khatulistiwa, tak sengaja Alex mendengar pertengkaran orangtuanya. Dari situ ia
mengetahui bahwa dirinya ternyata adalah “anak haram” (Istilah “anak haram” terdengar
sangat menjijikkan, saya sangat tida setuju dengan penggunaan istilah ini).
Orang yang selama ini mengaku sebagai
papanya ternyata bukan ayah kandungnya.
Alex hanya bias pasrah dan meratapi
nasibnya, sampai kemudian sebuah foto membuatnya bertekad menemukan ayah
kandungnya. Ia memutuskan berlayar dengan Khatulistiwa… Niatnya tersebut
diketahui oleh Siska yang akhirnya berniat turut serta dalam pelayaran Alex. Alex
awalnya menolak, pelayaran menuju Kepulauan Nutuna bukanlah pelayaran yang
mudah, terlebih ini pelayaran lepas pantai pertama Alex sebagai kapten
Khatulistiwa. Tapi suatu kejahatan yang Randy lakukan terhadap Skipper dan
Siska menyebabkan ia menyetujui keinginan Siska.
Dan petualangan kedua remaja itu
dimulai. Mereka merambah perairan barat Nusantara, menghadang jalur laut yang
padat, menyambut badai, juga menghadapi perompak. Namun, bencana terbesar yang
mereka hadapi ternyata bukan itu. Bencana ini lebih hebat dan tidak mereka
sangka-sangka…
Dapatkah Alex bertemu dengan ayah kandungnya?
Apakah ayah kandungnya dapat menerimanya dan mengakui ia sebagai anak?
Lalu bagaimana dengan Siska? Dapatkah ia meyakinkan kedua orangtuanya
bahwa Randy bukan pria yang baik untuknya?
Dan yang terpenting, berhasilkah mereka mengarungi perairan Nusantara
dan tiba di Kepulauan Natuna? Menghadapi bahaya yang lebih besar yang menanti
mereka di sana?
Akhirnya setelah hampir setahun saat
membelinya saya menamatkan juga buku ini. Bukan karena ini buku yang jelek,
hanya saja ada buku yang jauh lebih bagus yang mengantri untuk saya selesaikan
^^
Seperti buku remaja karangan penulis
Indonesia lainnya, buku ini mudah di tebak alur dan akhir ceritanya. .. Memang
si saya bukan penggemar novel-novel yang berlabel teenlit! Kadang masalah di
novel-novel seperti itu bagi saya terlalu remeh ._.V
Tapi pengarang di buku ini sangat
hebat mendeskripsikan tentang laut, Perairan Nusantara, kapal layar, tehnik
pelayaran, dan lika-liku pelayaran sehingga saya seperti turut berada di atas
Khatulistiwa, berlayar menuju Kepulauan Natuna. Buku ini juga membuat saya
sangat ingin belayar >.< Seumur hidup saya bahkan cuma sekali naik kapal
laut...
Maka layaklah buku ini menjadi
koleksiku, bersanding dengan buku-buku koleksiku yang lain ^^
2 komentar
covernya bagus ya? diliat sekilas mirip cover novel-novel luar.
ReplyDeleteVaan: Ia covernya bagus ^^ Agak mirip cover lima sekawan yang cetakan dulu ya ^^
ReplyDeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.